Akumulasi tertinggi dari menahan amarah yang paling besar dan sakit yang paling menyakitkan adalah diam. Kamu pasti akan memilih untuk diam tanpa mengatakan apa-apa ketika kamu benar-benar marah namun kau merasa akan percuma saja jika kamu meluapkan kemarahanmu.
Dan
untuk meringankan rasa sakit itu kau pasti akan memutuskan untuk
menangis. Menangis sejadi-jadinya hingga kamu merasa lelah dan mengantuk
karena menangis, lalu kau ingin tidur.
Pernah
kamu merasa tidak diberi kesempatan olehnya saat mencoba menjelaskan
apa yang paling membuatnya marah atas dirimu. Kau sudah mencoba untuk
bicara dan bahkan minta maaf namun tak didengarnya. Sunggung saat itu
kau benar-benar ingin marah namun takut kehilanganhya dan tak
didengarkan olehnya cukup memaksamu untuk bungkam.
Untuk
meringankan rasa sakitmu yang tak diberi kesempatan untuk menjelasakan
kesalahanmu, untuk maaf yang tidak didengarkannya dan untuk ketidak
peduliannya atas apa yang kamu rasakan, kamu pun hanya bisa menangis
sendirian.
Sebenarnya
kamu sangat ingin menangis di hadapannya, dengan harapan dia bisa
mengerti dirimu, dengan harap agar dia lebih peduli dengan dirimu,
dengan harapan dia lebih mengertimu.
Namun
dalam hati kecilmu, kamu merasakan bahwa kau tak akan pernah sanggup
atau bisa menangis di hadapannya. Bukan karena merasa malu atau takut
dia tidak peduli hanya saja karena rasa amarah dalam dirimu yang sudah
tertuang dalam tangis saat sendirian.
Saat
kau memutuskan diam semua memang tampak baik-baik saja, segalanya solah
tampak berjalan biasa-biasa saja. Namun sayangnya meski diammu bisa
membuat segalanya tampak baik-baik saja, hatimu tetap saja tidak bisa
dibaut baik-baik saja.
Kamu
pasti akan merasakan bahwa pura-pura tidak sakit padahal sebenarnya
sangat sakit adalah yang paling menyakitkan dari menahan amarahmu
padanya. Karena di mana-mana kepura-puraan tetap akan menyakitkan pada
akhirnya. Jika tidak menyakiti orang lain pasti akan menyakiti dirimu
sendiri.
CAR,HOME,DESIGN,HEALTH,FOREX,LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING,SEO